Radarjakarta.id I Bali – Kini tengah viral video seorang anak perempuan meninggal dunia akibat rabies di Media Sosial Tiktok. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun membenarkan informasi tersebut kalau anak itu berasal dari Bali yang baru berusia 5 tahun.
Dalam penjelasannya, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid menjelaskan, anak ini meninggal pada 11 Juni. Sebagaimana sebelumnya, anak di bawa ke Rumah Sakit RSUD Buleleng yang dirujuk dari RSUD Tangguwisia pada 10 Juni kemarin.
Diketahui, anak itu mengalami luka kecil seperti goresan. Ternyata sudah digigit satu bulan sebelumnya, dan baru dibawa ke RS dan akhirnya mengalami gejala seperti yang terlihat divideo kejang-kejang hingga takut air (Hydrophobia).
“Anak usia 5 tahun tanggal 10 juni RSUD Buleleng mendapatkan rujukan dari RSUD Tangguwisia, anak perempuan tidak bisa minum gelisah dan takut angin, riwayat digigit anjing peliharaan sendiri pada 1 bulan lalu,” kata dr Nadia.
“Berupa luka kecil goresan dan sudah dicuci dengan sabun sebentar dan anjing tidak pernah divaksin,” jelasnya.
Dampak dari menunda anak membawa ke Rumah Sakit atau Fasilitas Kesehatan (Faskes), sehingga anak tersebut meninggal dunia. Sebab tidak sempat mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan karena si anjing peliharaannya juga pun tidak pernah divaksin.
“Iya pasien tidak dapat VAR sebabnya. Kasus ini kan tanggal 11 meninggal dan saat digigit tidak (langsung) datang ke Faskes sehingga nggak dapat VAR,” ungkap dr Nadia
Sebagai catatan, sudah seharusnya anda apabila tergigit anjing atau hewan liar lainnya segera lakukan pertolongan pertama, seperti anjing, maka harus secepatnya cuci luka gigitan dengan sabun/detergen pada air mengalir selama 15 menit, kemudian beri antiseptik dan sejenisnya.
Langkah selanjutnya, segera bawa ke Puskesmas atau rumah sakit untuk dilakukan kembali pencucian luka dan mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR) sesuai dengan indikasinya.
(Lukas 6444)*