Radarjakarta.id I Jakarta – Sosok Kamaruddin Simanjuntak merupakan sosok paling tersohor seantero negeri saat ini. Kiprahnya yang disaksikan langsung oleh ribuan bahkan jutaan pasang mata di Indonesia kerap menjadi cerita sukses bagi banyak orang yang hendak menjunjung tinggi hukum dan keadilan di seluruh negeri. Namanya semakin harum terutama saat keadilan yang dituntut atas kejahatan kemanusiaan yang telah dilakukan oleh Ferdy Sambo, mantan penegak hukum yang wajahnya telah tercoreng moreng akibat aib dan kesadisannya sendiri, akhirnya berhasil didapatkan.
Kekaguman inilah yang mendasari pertemuan antara Korwil PMPHI Sumut, Drs. Gandi Parapat, dan Kamaruddin Simanjuntak pagi tadi (Jumat 16/6/2023) di kantornya di daerah Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Gandi Parapat sendiri merupakan salah seorang pengagum dari Kamaruddin Simanjuntak selama penuntasan kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat.
“Ya saya tadi ketemu dengan pengacara Kamaruddin Simanjuntak yang dikatakan ‘pengacara gila’. Saya khusus datang dari Medan untuk ketemu pengacara yang saya kagumi,” ujarnya.
Baginya, sosok pengacara hebat seperti Kamaruddin Simanjuntak hanya ada satu di Indonesia. “Setelah dia menangani kematian Josua Hutabarat, betul-betul dia ketika membuka tabir itu jadi perhatian orang pintar dan yang bodoh. Semua dia buat pintar dan bodoh, itulah membuat gelarnya pengacara gila,” ungkapnya. Sebutan ‘pengacara gila’ memang sering ditemui saat mencari berita-berita terkait kasus pembunuhan Ferdy Sambo dan awak bawahannya terhadap korban Nofriansyah Yosua Hutabarat.
“[Gelar] muncul karena ada analisa di luar dugaan dan juga faktor kecemburuan. Kemungkinan banyak yang mendoakan dia biar mati, tapi saya yakin lebih banyak yang mendoakan dia selamat atas perkara Sambo itu,” jelas Gandi.
Percakapan yang dilakukan oleh kedua figur publik tersebut tidak lepas dari persepsi umum terhadap pribadi Kamaruddin Simanjuntak. Adapun hal yang turut mendorong Gandi Parapat untuk menemui pengacara kondang tersebut ialah istrinya yang masih bersaudara satu marga dengan sosok pengacara itu.
“Saya katakan saya datang karena kekaguman saya dan juga karena istri saya Simanjuntak, jadi saya sangat bangga dengan Amang yang tidak takut membuka kesalahan yang ada. Pertama dia sebut saya pendeta; memang komentar-komentar saya di media itu mungkin seperti kotbah,” lanjutnya.
“belum ada di dunia ini yang membuat saya jantungan, baru karena keberaniannya membuka kesalahan yang dia anggap berhubungan dengan kasus Sambo, seperti menyebut nama mantan presiden, mantan gubernur, dan banyak lagi pejabat.” tambahnya.
Pertemuan itu berakhir manis akibat keramahan yang ditunjukkan oleh kedua sosok anak bangsa tersebut. Kekerabatan yang akrab di antara keduanya bagai pembuktian atas pentingnya hubungan adat dan intelijensi yang kental dalam budaya bangsa Indonesia.
“Benar-benar tidak pantang mundur. Dia [Kamaruddin] diadukan orang kuat dan pintar pasal-pasal, semua bisa dia kalahkan. Saya bilang, Amang manusia aneh yang diurapi. Hanya Amang yang saya lihat pengacara yang diurapi. Semoga tetap sehat dan kuat menghadapi tantangan dalam membela orang yang dilemahkan manusia.” ujarnya.
(Eva)*