Radarjakarta.id | BALI – Erupsi gunung Lewotobi, Nusa Tenggara Timur. Abu vulkanik dari erupsi gunung yang berjarak sekitar 500 km dari Bali itu dinilai dapat membahayakan penerbangan. Pembatalan dilakukan sejak Selasa (12/11) sehingga WNA terpaksa harus menunda keberangkatannya.
Imbasnya, Maskapai penerbangan dari Australia, Hong Kong, India, Malaysia, dan Singapura juga membatalkan penerbangan dari dan ke Bali. Keputusan ini diambil untuk menghindari abu dari letusan gunung Lewotobi Laki-laki sehingga membuat penerbangan tidak aman.
Sudah lebih dari 10 jam, Gunung Lewotobi Laki-laki masih terus mengalami erupsi disertai dentuman yang terdengar hingga ke wilayah Kabupaten Sikka.
Juru bicara dari Biro Meteorologi menjelaskan kepada The Guardian bahwa abu vulkanik diperkirakan terbawa angin timur ke arah area bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar. “Abu vulkanik diperkirakan akan bergerak ke Bali dan lingkungan maritim yang berdekatan di selatan, termasuk bagian wilayah udara Australia utara hingga menghilang larut malam ini,” terangnya.
“Terlihat erupsi disertai aliran lava pijar ke arah timur laut sejauh kurang lebih 3,8 kilometer dan arah barat sejauh 3,9 kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Aliran lava juga terpantau ke arah barat-baratlaut mengarah ke Desa Padang Pasir, Klatanlo, dan Desa Boru,” katanya.
Suara gemuruh terdengar sangat kuat mulai Selasa pukul 20.00 (WITA) sampai laporan ini dibuat. Suara gemuruh ini juga terdengar hingga Kota Maumere yang jaraknya kurang lebih 60 kilometer.
Badan Geologi masih mempertahankan status aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki dalam status Awas atau Level IV dengan rekomendasi daerah bahaya berada dalam radius 7 kilometer dari pusat erupsi dan 9 kilometer pada arah sektoral barat daya-barat laut. Walhasil, masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius 7 kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dan 9 kilometer untuk sektoral barat daya-barat laut.
Badan Geologi meminta masyarakat agar mewaspadai potensi banjir lahar hujan saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Bagi warga yang terdampak hujan abu diminta agar menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernapasan.***