Radarjakarta.id | JAKARTA – Sejumlah wilayah pulau Jawa masih mengalami cuaca terik dan mendidih dengan suhu panas maksimum harian yang mencapai 37-38,4 derajat Celsius.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan adanya suhu panas maksimum harian yang mencapai 38,4 derajat Celsius.
Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Fenomena Khusus BMKG, Miming Saepudin mengatakan, kondisi suhu panas maksimum lebih dari 38,4 derajat Celsius terdeteksi di beberapa wilayah.
“Saat ini sebagian besar wilayah Indonesia di selatan ekuator masih mengalami musim kemarau dan sebagian lainnya akan mulai memasuki periode peralihan musim pada periode Oktober-November, sehingga kondisi cuaca cerah masih mendominasi pada siang hari,” ujar Miming kepada Rabu (2/10/2024).
Suhu terik yang saat ini mendominasi wilayah Indonesia bagian selatan secara umum disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu:
1. Gerak semu Matahari
Ida menjelaskan, pada Oktober 2024, posisi Matahari secara semu berada lebih dekat dengan wilayah selatan ekuator.
“Hal ini kemudian meningkatkan intensitas radiasi Matahari di wilayah Indonesia, khususnya Jawa, yang menyebabkan suhu terasa lebih panas,” ujarnya.
2. Pengaruh siklon tropis
Selain gerak semu Matahari, siklon tropis seperti Kong-rey yang baru-baru ini aktif di Samudra Pasifik juga berpengaruh terhadap suhu terik di Indonesia.
Pasalnya, siklon tersebut menarik massa udara dari wilayah sekitarnya, termasuk Indonesia.
Dampaknya, wilayah seperti Jawa menjadi lebih kering dan minim awan karena massa udara yang seharusnya membantu pembentukan awan hujan tertarik ke arah pusat siklon.
Minimnya awan ini menyebabkan radiasi Matahari yang diterima permukaan Bumi menjadi lebih maksimal.
Hal ini seiring dengan Siklon Tropis Kongrey yang akan menjauhi wilayah Indonesia dan diprediksi akan melemah, setidaknya hingga awal November 2024.***