Radarjakarta.id | BALI – PLN sukses mengawal Konferensi Tingkat Tinggi World Water Forum (KTT WWF) Ke-10 pada 18 – 25 Mei 2024 tanpa kedip. Tidak banyak yang tahu bahwa ada peran perempuan hebat yang turut serta mengamankan kelistrikan Bali selama gelaran internasional itu berlangsung.
Ema Putri Kirana, salah satu Srikandi PLN Unit Pelaksana Pengatur Beban Bali (UP2B Bali) siap siaga mengabdikan diri untuk negeri. Ema merupakan Srikandi PLN yang bergelut di bidang telekomunikasi selama kurun waktu tujuh tahun lamanya.
Dalam meningkatkan kebutuhan tenaga listrik, PLN memerlukan sistem pengaturan dan pendistribusian listrik yang andal serta ekonomis, dan untuk mencapai hal tersebut diperlukan peralatan telekomunikasi yang kredibel.
Dengan adanya alat telekomunikasi yang kredibel dapat memberikan kelancaran dalam pengaturan operasi sistem. Beberapa peralatan telekomunikasi yang saat ini digunakan seperti multiplixer, teleporteksi, radio UHF, PABX, dan lainnya. Tanggung jawab yang dipikul Ema sebagai Team Leader Telekomunikasi dengan memastikan peralatan telekomunikasi dalam kondisi yang sehat dan berfungsi sebagaimana mestinya.
“Kita selalu berupaya untuk menjaga peralatan telekomunikasi dengan melakukan pemeliharaan preventif dan korektif. Tentunya pemeliharaan tersebut juga dilakukan berdasarkan buku pedoman telekomunikasi yang berlaku,” ujar Ema.
Pemeliharaan peralatan telekomunikasi secara korektif dilakukan Ema sebelum KTT WWF dilaksanakan. Pemeliharaan korektif tersebut biasanya dilakukan jika ada gangguan peralatan telekomunikasi, hal ini yang membuat Ema harus terjun langsung ke lapangan untuk melakukan penormalan.
Sedangkan untuk pemeliharaan peralatan telekomunikasi secara preventif dilakukan rutin setiap bulannya oleh Ema dan tim. Pemeliharaan peralatan telekomunikasi mencakup alat yang berada di seluruh GI, GIS, dan pembangkit tersebar.
Ema mensupervisi semua pekerjaan telekomunikasi tidak hanya mencakup pekerjaan internal saja, tetapi juga berkolaborasi dengan Unit PLN lain. Ema berkolaborasi bersama PLN Unit Pelaksana Transmisi menyediakan link komunikasi fiber optic serta menyiapkan chanel teleporteksi.
Kemudian Ema juga dilibatkan dalam penyusunan kebutuhan peralatan telekomunikasi oleh PLN Unit Pelaksana Proyek apabila ada pembangunan GI/ GIS/ pembangkit baru. Selain itu Ema juga berkolaborasi dengan PLN Unit Pembangkitan dalam menyediakan komunikasi voice untuk koordinasi antara operator pembangkit dengan dispatcher.
Sebagai leader dan satu-satunya perempuan pada tim telekomunikasi tidak membuat Ema merasa kecil, justru menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi Ema. Ema bangga dapat membuktikan bahwa perempuan juga bisa memimpin dan bekerja di lapangan.
Bukti nyata terlihat jelas bahwa setiap perempuan memiliki kesempatan untuk berkembang dan melakukan apa yang mereka sukai. Kepemimpinan bukan terletak pada gender, tetapi lebih ditentukan oleh sifat dan sikapnya.
Di kesempatan yang lain, General Manager PLN Unit Induk Pusat Pengatur Beban Jawa, Madura, dan Bali, Munawwar Furqan menyatakan bahwa PLN memberikan hak yang sama kepada Srikandi PLN untuk lebih produktif dalam segala hal, termasuk peran dalam kegiatan World Water Forum 2024 ini.
“Kami percaya para Srikandi bisa memegang peran yang penting dan signifikan dalam World Water Forum 2024 dan kegiatan bersakala internasional lainnya,” tutup Munawwar.