Oknum Polisi Bunuh Dosen Cantik di Bungo, Dugaan Motif Asmara

banner 468x60

BUNGO, RadarJakarta.id — Dunia pendidikan diguncang kabar tragis. Seorang dosen sekaligus Ketua Prodi S1 Keperawatan Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio (IAKSS) Muaro Bungo, berinisial EY (37), ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya, Perumahan Al-Kausar, Kecamatan Rimbo Tengah, Kabupaten Bungo, Jambi. Polisi kemudian mengungkap pelaku pembunuhan sadis ini ternyata seorang oknum anggota Polri yang masih aktif berdinas.

Pelaku diketahui Bripda Waldi (22), anggota Polres Tebo. Ia ditangkap pada Minggu (2/11/2025) siang di kosannya di Tebo Tengah, kurang dari 24 jam setelah jasad korban ditemukan. Dari lokasi, polisi turut mengamankan mobil Honda Jazz milik korban yang dibawa kabur pelaku usai melakukan aksinya.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Kapolres Bungo AKBP Natalena Eko Cahyono menjelaskan, pengungkapan kasus ini hasil kerja sama tim gabungan Reskrim dan Paminal Propam. “Pelaku mengakui perbuatannya setelah pemeriksaan intensif. Ia membunuh korban yang dikenalinya secara pribadi,” ujar Natalena.

Dari hasil pemeriksaan sementara, penyidik menduga motif asmara menjadi latar pembunuhan sadis tersebut. Namun, fakta lain yang tak kalah mengerikan juga terungkap: korban diduga dirudapaksa sebelum dihabisi. Tim forensik menemukan jejak sperma di celana korban dan bekas kekerasan berat di wajah, leher, dan kepala.

“Dugaan pemerkosaan sangat kuat. Hasil visum menunjukkan adanya sperma dan luka kekerasan di tubuh korban,” ungkap Kapolres. Tim forensik RS Bhayangkara Polda Jambi segera dikerahkan ke RSUD Hanafie Bungo untuk melakukan autopsi mendalam.

Meski pelaku adalah anggota Polri, Kapolres memastikan proses hukum akan dilakukan secara transparan dan tanpa perlakuan khusus. “Kami tidak akan menoleransi kejahatan sekecil apa pun, apalagi dilakukan anggota kami sendiri,” tegasnya.

Kasus ini langsung viral di media sosial. Ribuan warganet di Facebook, TikTok, dan Instagram meluapkan kemarahan dan kesedihan. Mereka mendesak agar pelaku dijatuhi hukuman terberat. Tragedi ini bukan sekadar soal pembunuhan, tetapi juga uji kepercayaan publik terhadap integritas aparat penegak hukum. Santi Sinaga*

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60