Mahfud MD Sindir Keras KPK: Masa Lembaga Sebesar Itu Minta Saya Lapor Soal Whoosh

banner 468x60

Drama Baru di Balik Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung, Luhut Akui: ‘Saya Terima Sudah Busuk Itu Barang!’

JAKARTA, RadarJakarta.id
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi sekaligus eks Menko Polhukam, Mahfud MD, melontarkan kritik tajam yang langsung mengguncang jagat politik dan hukum Indonesia. Melalui akun X pribadinya, Sabtu (19/10/2025), Mahfud dengan nada heran menilai langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang memintanya melapor soal dugaan mark up proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) sebagai sesuatu yang “aneh dan keliru”.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

“Agak aneh ini, KPK meminta saya melapor tentang dugaan mark up Whoosh. Dalam hukum pidana, kalau ada dugaan tindak pidana, mestinya aparat langsung menyelidiki, bukan malah minta laporan,” tulis Mahfud dengan nada sindiran tajam.

Mahfud menjelaskan, laporan itu hanya diperlukan bila aparat penegak hukum (APH) belum mengetahui adanya peristiwa pidana. Namun, bila informasi sudah ramai dan terbuka di ruang publik, menurutnya, KPK seharusnya langsung turun menyelidiki tanpa perlu menunggu laporan siapa pun.

“Kalau ada berita pembunuhan, masa polisi nunggu laporan dulu? Ya langsung selidiki dong,” lanjut Mahfud.

“Saya Cuma Bahas yang Sudah Disiarkan Televisi, Kok Saya yang Disuruh Lapor?”

Mahfud menegaskan, dirinya bukan sumber utama informasi dugaan mark up Whoosh. Ia hanya menanggapi tayangan terbuka di NusantaraTV dalam program Prime Dialog edisi 13 Oktober 2025 yang menghadirkan Agus Pambagyo dan Antony Budiawan sebagai narasumber.

“Saya cuma mengulas apa yang sudah disiarkan secara sah di televisi. Saya percaya kepada Agus dan Antony, maka saya bahas secara terbuka di podcast TERUS TERANG,” ujarnya.

Mahfud pun menantang KPK untuk tidak menunggu laporan darinya bila memang serius ingin menyelidiki.

“Silakan panggil saya, saya tunjukkan siarannya. Setelah itu panggil juga NusantaraTV, Antony Budiawan, dan Agus Pambagyo. Mereka bukan diperiksa, tapi dimintai keterangan. Kok aneh lembaga sebesar KPK bisa nggak tahu siaran publik seperti itu?” sindirnya.

KPK: “Kita Tunggu Data dari Pak Mahfud”

Menanggapi pernyataan Mahfud, Ketua KPK Setyo Budiyanto justru berharap Mahfud punya data dan dokumen pendukung yang bisa memperjelas dugaan mark up proyek kereta cepat itu.

“Mudah-mudahan Pak Mahfud punya informasi dan data pendukung. Kita tunggu saja untuk dikaji lebih lanjut,” ujar Setyo kepada wartawan.

Namun hingga berita ini diturunkan, Setyo maupun Juru Bicara KPK Budi Prasetyo belum memberikan penjelasan resmi lebih lanjut soal sindiran keras Mahfud tersebut.

“Barang Busuk Sejak Awal” – Luhut Binsar Pandjaitan Angkat Bicara

Sementara itu, Menko Marves era Jokowi, Luhut Binsar Pandjaitan, secara terbuka mengaku proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) memang bermasalah sejak awal.

“Saya terima sudah busuk itu barang. Kita coba perbaiki, kita audit, lalu berunding dengan China,” ungkap Luhut dalam acara 1 Tahun Prabowo–Gibran di Jakarta.

Menurut Luhut, beban utang dan bunga yang kini menekan BUMN-BUMN Indonesia sudah dibicarakan dengan pihak China, dan kini tinggal menunggu Keputusan Presiden untuk kelanjutan negosiasi.

“China sudah bersedia. Cuma kemarin karena pergantian pemerintah, prosesnya agak tertunda,” tambahnya.

Proyek Bergengsi yang Berubah Jadi Beban Negara

Dikenal sebagai proyek kebanggaan era Presiden Jokowi, Whoosh awalnya digadang-gadang sebagai kerja sama business to business tanpa memakai dana APBN. Namun pada kenyataannya, proyek ini justru membengkak dan akhirnya disuntik dana negara demi menutupi pembiayaan dan utang yang menumpuk.

Kini, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) tengah menghadapi kewajiban berat mencicil utang pokok dan bunga kepada pihak China. Proyek yang dulu disebut sebagai simbol kemajuan teknologi nasional, kini berubah menjadi simbol beban fiskal dan kontroversi politik.***

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60