Eagle High Plantations Dorong Sinergi Industri dan Akademisi untuk Inovasi Hijau Nasional

banner 468x60

JAKARTA, Radarjakarta.id — Di tengah meningkatnya tuntutan global terhadap industri untuk beralih ke praktik berkelanjutan, PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) mengambil langkah proaktif melalui forum diskusi bertajuk “Inovasi Hijau dari Indonesia untuk Dunia” yang digelar di The St. Regis Jakarta, Kamis (16/10/2025).
Acara ini mempertemukan pelaku industri, akademisi, dan komunitas lingkungan untuk memperkuat kolaborasi dalam membangun ekosistem inovasi hijau nasional.

CEO Eagle High Plantations, Henderi Djunaidi, menegaskan bahwa inovasi hijau bukan sekadar urusan teknologi, melainkan komitmen kolektif bangsa dalam menghadapi perubahan iklim.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

“Inovasi hijau harus menjadi bagian integral dari strategi bisnis berkelanjutan,” ujarnya.

Menurut Henderi, riset dan kolaborasi lintas sektor akan mempercepat transformasi menuju ekonomi hijau yang inklusif dan berdampak luas bagi masyarakat.

Aktivis lingkungan Mohamad Bijaksana Junerosano menilai bahwa ekosistem inovasi Indonesia harus diperkuat agar mampu menembus skala industri global.

“Inovasi lingkungan bukan hanya soal menekan emisi, tapi juga mengubah paradigma bahwa limbah dapat menjadi sumber nilai baru bagi ekonomi hijau,” katanya.

Sementara itu, akademisi Prof. Dr. Bayu Krisnamurthi menekankan pentingnya pendekatan sistemik dalam membangun inovasi hijau.

“Ini bukan sekadar teknologi baru, tetapi solusi yang berpihak pada kelestarian hidup tanpa meninggalkan akar sosial masyarakat lokal,” jelasnya.

Diskusi tersebut menegaskan bahwa keberhasilan inovasi tidak semata ditentukan oleh kecanggihan teknologi, tetapi oleh dampak sosial dan lingkungan yang dihasilkan.
Eagle High Plantations berharap gerakan kolaboratif ini menjadi inspirasi bagi sektor lain, khususnya industri kelapa sawit, untuk memperkuat sinergi antara riset, industri, dan generasi muda.

“Langkah kecil hari ini adalah pijakan menuju masa depan hijau yang nyata, bukan sekadar jargon,” pungkas Henderi Djunaidi.***

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60