Nutsafir Cookies, Inovasi Kuliner Lombok yang Angkat Potensi Pangan Lokal

banner 468x60

MATARAM, Radarjakarta.id — Di tengah meningkatnya minat masyarakat terhadap makanan sehat dan berbahan alami, seorang perempuan asal Lombok menemukan cara cerdas untuk memanfaatkan potensi pangan lokal. Ia adalah Sayuk Wibawati, pendiri Nutsafir Cookies, yang berhasil mengolah berbagai jenis biji-bijian Nusantara menjadi kue kering bernilai jual tinggi sekaligus memperkenalkan cita rasa khas Nusa Tenggara Barat (NTB) ke pasar nasional.

“Awalnya kami ingin biji-bijian yang tumbuh subur di Lombok tidak hanya dijual mentah, tapi punya nilai tambah,” ujar Sayuk saat ditemui di gerai Nutsafir, Jalan Asoka No. 14, Mataram. Dari gagasan sederhana itu, lahirlah produk kue kering yang memadukan nilai gizi, cita rasa lokal, dan sentuhan modern.

Nutsafir Cookies kini dikenal dengan sepuluh varian rasa, semuanya bersumber dari hasil bumi Lombok. “Kami menggunakan kacang hijau, kacang merah, kacang mete, jagung, kopi, kelapa, almond, hingga lebui—biji khas Lombok yang biasanya diolah menjadi sayur,” jelasnya. Kombinasi bahan lokal inilah yang membuat setiap gigitan kue kering buatan Nutsafir menghadirkan rasa autentik sekaligus menyehatkan.

Dalam proses produksinya, Nutsafir menerapkan standar ketat untuk menjaga kualitas. “Kami memiliki SOP khusus, mulai dari pemilihan bahan, penyortiran, hingga proses pengovenan,” ujar Sayuk. Setiap bulan, timnya mampu mengolah sekitar 200 kilogram biji-bijian menjadi 1.500 kilogram kue kering.

Untuk memenuhi kebutuhan pasar, Nutsafir menawarkan berbagai kemasan sesuai segmen konsumen. Ada kemasan praktis untuk oleh-oleh wisatawan, pouch yang tersedia di supermarket, hingga toples eksklusif untuk momen spesial seperti Lebaran. Harga produk dibanderol mulai Rp25.000 hingga Rp250.000, sementara paket premium isi 16–24 potong dijual antara Rp500.000 hingga Rp700.000.

Tak berhenti pada produksi, Sayuk juga aktif menggandeng pelaku usaha mikro di NTB untuk tumbuh bersama. “Kami berkolaborasi dengan UMKM lokal agar produk mereka bisa kami bantu pasarkan di toko kami,” tuturnya. Kolaborasi ini menjadi bagian dari semangat Nutsafir untuk memperkuat rantai ekonomi kreatif berbasis pangan lokal di daerah.

Kini, produk Nutsafir tak hanya tersedia di toko oleh-oleh dan pusat belanja di Lombok, tetapi juga merambah ke sejumlah retail modern dan marketplace daring. Cita rasa lokal yang dikemas secara modern membuat produk ini mulai dilirik pasar luar daerah.

Sayuk berharap, kehadiran Nutsafir Cookies menjadi jembatan untuk memperkenalkan kekayaan pangan Lombok ke tingkat nasional bahkan internasional. “Kalau ke Lombok, jangan lupa bawa pulang oleh-oleh yang bergizi dan bernutrisi. Kami ingin setiap orang yang mencicipinya bisa merasakan kebanggaan terhadap hasil bumi Lombok,” katanya sambil tersenyum.

Dalam waktu dekat, Nutsafir Cookies akan berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia, membawa cita rasa biji-bijian Lombok ke panggung nasional dan memperkuat posisi NTB sebagai salah satu pusat inovasi kuliner berbasis bahan lokal di Indonesia.***

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60