Trauma Berat, Menangis Tiap Hari, Perawat “Kabur” dari Tanggung Jawab
JAMBI, Radarjakarta — Indonesia diguncang kabar tragis sekaligus mengejutkan: seorang bocah laki-laki berusia 10 tahun dari Desa Sangir, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi, mengalami tragedi memilukan saat menjalani sunat laser. Alat kelamin sang bocah terpotong habis! Peristiwa ini sontak menjadi viral dan menuai gelombang simpati serta kemarahan publik di media sosial.
Korban berinisial BAI, siswa kelas 4 SD, mengalami kejadian mengerikan ini pada 19 Oktober 2024 saat dikhitan oleh seorang perawat berinisial YN di sebuah praktik mandiri. Prosedur sunat yang semestinya menjadi momen penting dalam hidup seorang anak laki-laki berubah menjadi mimpi buruk tak berujung. BAI kini harus menjalani hidup tanpa alat kelamin lengkap dan kesulitan buang air kecil.
5 Kali Operasi, Tapi Tak Bisa Disambung!
Ibunda korban, Dian Tiara, dengan suara terbata-bata dalam video yang kini viral, mengungkapkan penderitaan putranya yang hingga kini masih menangis kesakitan hampir setiap waktu. Sejak kejadian itu, bocah malang tersebut telah menjalani lima kali operasi, namun dokter menyatakan bahwa alat kelamin yang terpotong tidak bisa disambung kembali.
“Hanya bisa dibuat saluran kencing. Tapi sampai sekarang saluran itu pun masih tersumbat,” ungkap Dian, menangis.
Perawat Janji Bertanggung Jawab, Tapi Kini Menghilang!
Awalnya, YN perawat yang melakukan tindakan berjanji menanggung seluruh biaya pengobatan. Namun setelah operasi kedua, pelaku hanya menyumbang ongkos transportasi. Untuk tindakan medis selanjutnya, ia menghilang dan mengingkari perjanjian damai.
“Dulu dia janji akan tanggung semua biaya. Sekarang malah lepas tangan,” tegas Dian.
Viral di Media Sosial, Netizen: “Ini Bukan Malapraktik, Ini Penghancuran Masa Depan!”
Postingan Dian di media sosial pun langsung meledak. Ratusan ribu orang membagikan kisah ini, dengan komentar yang didominasi kemarahan dan desakan agar pelaku diadili. Tagar seperti #KeadilanUntukBAI dan #SunatTragis jadi trending.
“Gak bisa dibiarin! Masa anak umur 10 tahun dihancurkan masa depannya kayak gini?” – tulis netizen.
“Sunat kok sampe terpotong habis?? Ini bukan kecelakaan medis, ini kriminal!” – komentar lainnya.
Polisi Akui Ada Peristiwa, Tapi Belum Ada Laporan Resmi
Kapolres Kerinci, AKBP Arya T. Brachmana, membenarkan kejadian tersebut. Pihaknya telah mendatangi rumah korban, namun hingga kini belum ada laporan resmi ke polisi karena sebelumnya pihak keluarga dan perawat menyepakati penyelesaian secara kekeluargaan.
Namun publik mempertanyakan: apakah “damai” bisa diterima jika masa depan seorang anak hancur total?
“Sunat dilakukan di Klinik Sungai Bendung Air, Kayu Aro. Saat itu terjadi pendarahan hebat dan korban langsung dilarikan ke rumah sakit, bahkan harus dirujuk tiga kali hingga ke RS M. Djamil Padang,” jelas Arya.
Trauma Psikis Mendalam, Masa Depan Korban Terancam
Kini, selain mengalami gangguan fisik, BAI juga mengalami trauma psikologis berat. Ia kerap menangis, enggan berbicara dengan orang lain, dan menarik diri dari lingkungan sosial.
Ibunda korban hanya berharap satu hal:
“Tolong, anak saya butuh keadilan. Butuh pertanggungjawaban. Dia masih kecil… masih ingin sekolah, bermain, dan punya masa depan.”
Netizen Mendesak: Proses Hukum Harus Jalan!
Warganet kini mendesak langkah hukum tegas, bahkan menduga adanya kelalaian berat yang seharusnya tidak hanya diselesaikan dengan “damai keluarga”. Banyak pula yang mendesak agar praktik perawat tersebut dicabut izin dan diusut tuntas.
Kisah Ini Bukan Sekadar Sunat Gagal Ini Adalah PERINGATAN BESAR bagi Dunia Medis!
Apakah akan ada keadilan untuk BAI? Ataukah kasus ini akan tenggelam begitu saja seperti banyak kasus malapraktik lainnya?
(*)