RADAR JAKARTA|Tangerang — Suasana haru dan damai menyelimuti Vihara Kusala Cetana di Lembaga Pemasyarakatan Pemuda Kelas IIA Tangerang saat 21 narapidana beragama Buddha menerima remisi khusus dalam rangka perayaan Hari Raya Waisak 2569 BE/2025 M, Minggu (12/5/2025).
Penyerahan remisi dilakukan secara simbolis dalam upacara penuh makna, dipimpin langsung oleh Kepala Lapas, Yogi Suhara, bersama jajaran pejabat dan petugas pemasyarakatan lainnya. Acara diawali dengan puja bakti Waisak yang berlangsung khidmat, menjadi simbol pencerahan dan harapan bagi warga binaan untuk memulai lembaran baru.
Dalam sambutannya, Yogi Suhara menekankan bahwa remisi bukan sekadar pengurangan masa tahanan, tetapi bentuk penghargaan dari negara atas perubahan positif dan kesungguhan dalam menjalani program pembinaan.
“Remisi adalah bukti bahwa perubahan itu mungkin. Hari Waisak mengajarkan kita cinta kasih, kedamaian, dan refleksi diri—nilai-nilai yang juga kami tanamkan dalam proses pembinaan. Kami ingin para warga binaan melihat hari ini sebagai awal dari kehidupan yang lebih baik, bukan akhir dari masa hukuman,” ujar Yogi penuh empati.
Yogi juga menegaskan bahwa proses pengajuan remisi dilakukan secara transparan, tanpa pungutan liar, dan murni berdasarkan syarat administratif dan perilaku positif narapidana selama menjalani masa pidana.
“Kami pastikan seluruh proses berjalan adil dan bersih. Setiap remisi yang diberikan adalah hasil nyata dari perjuangan dan perubahan yang dilakukan oleh para warga binaan,” tegasnya.
Remisi khusus Hari Raya Waisak ini diharapkan menjadi motivasi spiritual sekaligus sosial bagi para narapidana untuk terus memperbaiki diri. Seluruh penerima remisi mendapat pengurangan masa tahanan yang bervariasi, tergantung pada lamanya masa pidana dan kriteria yang dipenuhi.
Momen ini menjadi cerminan nyata bahwa di balik jeruji, harapan dan kemanusiaan tetap tumbuh. Remisi bukan sekadar hak, tapi juga pengingat bahwa setiap insan berhak mendapatkan kesempatan kedua. (*)
