RADAR JAKARTA|Jakarta – Siap-siap! Film perang paling real, paling emosional, dan paling mengguncang tahun 2025 akhirnya tayang di bioskop. “Warfare” bukan sekadar tontonan ini pengalaman tempur yang menusuk hingga ke tulang!
Dunia perfilman kembali diguncang dengan hadirnya “Warfare”, film perang terbaru garapan sutradara kawakan Alex Garland dan Ray Mendoza, yang juga seorang veteran Navy SEAL. Mengangkat kisah nyata dari pertempuran brutal di Irak pada 19 November 2006, film ini disebut-sebut sebagai “Saving Private Ryan” generasi baru namun jauh lebih kelam, intens, dan realistis.
Bukan cerita fiksi. Bukan pula dramatisasi Hollywood. Semua yang kamu lihat di layar adalah kesaksian asli dari para tentara yang berada di garis depan saat pertempuran terjadi. Itulah yang membuat “Warfare” begitu berbeda: ia menghadirkan perang dalam bentuk aslinya brutal, sunyi, penuh ketegangan, dan trauma yang membekas selamanya.
D’Pharaoh Woon-A-Tai memerankan Ray Mendoza, karakter sentral sekaligus refleksi dari sang sutradara sendiri. Didukung oleh jajaran aktor berbakat seperti Will Poulter, Cosmo Jarvis, Joseph Quinn, Kit Connor, hingga Noah Centineo, film ini menyuguhkan performa akting yang begitu mentah dan menyayat emosi.
Plot yang Memompa Adrenalin
Ceritanya mengikuti tim elit Navy SEAL yang merebut sebuah apartemen dua lantai di jantung kota Ramadi untuk melakukan pengintaian terhadap pasar yang dikuasai pemberontak. Namun misi yang tampak sederhana berubah menjadi neraka dunia nyata ketika tembakan senapan, granat, dan IED (bom rakitan) menghantam posisi mereka.
Penonton akan menyaksikan bagaimana setiap detik terasa seperti pertaruhan nyawa. Ketika salah satu anggota terluka, saat perintah evakuasi ditolak, hingga ketika komandan terpaksa menghancurkan lantai atas bangunan tempat mereka sendiri berlindung demi bertahan hidup. Semua digambarkan dalam ‘real time’ tanpa musik latar dramatis hanya suara napas, ledakan, dan jeritan minta tolong.
Netizen Heboh: “Ini Bukan Film, Ini Trauma Visual!”
Usai penayangan perdananya, media sosial langsung dibanjiri komentar netizen:
“Ini lebih dari sekadar film perang. Ini dokumentasi neraka!”
“Gue nggak bisa tidur semalaman habis nonton ini.”
“Respect banget sama para tentara. Baru sekarang gue benar-benar ngerti beban mental mereka.”
Tak sedikit juga yang menyebut film ini sebagai “wake-up call” soal harga yang harus dibayar dalam peperangan, terutama oleh mereka yang pulang tak lagi utuh secara fisik maupun batin.
Tanpa Heroisme Murahan, Tanpa Klise Hollywood
“Warfare” secara eksplisit menolak formula film perang Hollywood yang penuh pidato heroik dan adegan slow motion dramatis. Sebaliknya, film ini membumi, keras, dan menyakitkan. Tak ada pahlawan yang ada hanya orang-orang biasa yang mencoba bertahan hidup di tengah kekacauan.
Aktor-aktor utamanya bahkan menjalani pelatihan militer intens sebelum syuting untuk menangkap esensi asli kehidupan militer di medan tempur. Dan hasilnya: nyata, mencekam, dan mengguncang hati.
Ayo Tonton Sebelum Spoiler Menyebar!
“Warfare” sudah tayang di bioskop-bioskop seluruh Indonesia, termasuk jaringan Cinepolis. Untuk kamu yang ingin merasakan film perang paling autentik tahun ini, ini saatnya. Tapi hati-hati, film ini bukan untuk yang berhati lemah.
Pemeran Utama:
D’Pharaoh Woon-A-Tai sebagai Ray Mendoza
Will Poulter
Joseph Quinn
Cosmo Jarvis
Noah Centineo
Finn Bennett
Taylor John Smith
Michael Gandolfini
(*)