RADAR JAKARTA | TANJUNGBALAI – Nama Munawir Maulana kini menggaung tidak hanya di tanah kelahirannya, Tanjungbalai, Sumatera Utara, tetapi juga di panggung budaya internasional. Musisi muda berbakat ini resmi menjadi delegasi Indonesia dalam misi kebudayaan ke tiga negara Asia Tenggara: Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Dengan penuh kebanggaan, Munawir membawakan karya ciptaannya sendiri berjudul “Serumpun”, lagu yang mengangkat kekayaan budaya Melayu Tanjungbalai. Uniknya, lagu ini dibuka dengan alunan bangsi Asahan, alat musik tradisional khas Sumatera yang mulai langka, menjadikannya simbol kebangkitan budaya daerah yang nyaris terlupakan.
“Melalui lagu ‘Serumpun’, saya ingin memperkenalkan ikon-ikon khas Tanjungbalai seperti Balai Ujung Tanjung. Ini bukan hanya tentang musik, tapi tentang identitas,” ujar Munawir kepada Radar Jakarta, Kamis (8/5/2025).
Penampilan Munawir bukan sekadar pertunjukan musik—ia adalah bentuk diplomasi budaya yang kuat. Sebagai satu-satunya perwakilan dari Provinsi Sumatera Utara, kehadirannya membawa pesan kuat tentang pentingnya melestarikan dan membanggakan warisan lokal di mata dunia.
Lebih dari sekadar tampil, Munawir punya visi besar: menjadikan Tanjungbalai sebagai pusat perhatian wisata budaya. Ia berharap penampilannya bisa mendorong pelaksanaan event serupa di kampung halamannya dan menarik wisatawan untuk mengenal lebih dekat budaya Melayu yang kaya dan otentik.
“Saya ingin generasi muda melihat bahwa budaya lokal kita punya nilai tinggi dan layak ditampilkan di panggung dunia. Saya harap ini bisa jadi inspirasi,” tambahnya.
Persiapan matang dilakukan Munawir. Latihan intensif, riset budaya, hingga penyesuaian artistik ia jalani demi menampilkan karya yang bukan hanya indah didengar, tapi juga sarat makna.
Penampilan Munawir Maulana di tiga negara ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam promosi budaya daerah serta membangun citra positif Tanjungbalai sebagai kota budaya di mata internasional.
Munawir bukan hanya membawa lagu. Ia membawa cerita, sejarah, dan semangat tanah kelahirannya. Dan kini, dunia mulai mendengarkan.| Al Pane*
