RADAR JAKARTA|Tulungagung – Pagi itu suasana berbeda terasa di depan Kantor Pemkab Tulungagung, Jumat (9/5). Warung makan sederhana bernama “Rindu Rumah” mendadak dipadati ratusan orang. Mereka datang dari berbagai kalangan tukang becak, ojek online, ibu-ibu rumah tangga, anak-anak TK hingga panti asuhan semua menyatu dalam satu tujuan: menikmati makan siang nikmat, bergizi, dan GRATIS!
Ya, inilah Program “Jumat Berkah Makan Gratis” yang digelar oleh Lapas Kelas IIB Tulungagung. Sebuah kegiatan sosial yang sukses menghangatkan hati masyarakat dan memecah stigma tentang dunia pemasyarakatan.
Tak tanggung-tanggung, lebih dari 250 warga memadati warung yang dikelola oleh Paguyuban Ibu-Ibu Pemasyarakatan (PIPAS) ini. Hidangan yang disajikan pun bukan makanan seadanya, tapi menu khas rumahan yang menggoda lidah: dari ayam goreng, telur balado, pecel lele, mie goreng, hingga soto daging dan rawon semua tersedia dan boleh diambil sepuasnya, tanpa dipungut biaya!
“Alhamdulillah, bisa sarapan gratis sebelum ngojek. Tempatnya juga nyaman dan makanannya enak banget!”, ungkap Yanto, salah satu pengemudi ojek online yang ikut menikmati kegiatan ini. “Ternyata Lapas itu nggak seseram yang saya kira. Justru mereka perhatian banget sama masyarakat sekitar.”
Yang lebih menginspirasi, pengunjung juga diajak melihat galeri hasil karya warga binaan. Mulai dari kerajinan tangan, produk makanan, hingga barang-barang kreatif lain yang mencerminkan semangat pembinaan kemandirian di balik tembok penjara.
Kalapas Tulungagung, Ma’ruf Prasetyo Hadianto, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari visi besar Presiden melalui Asta Cita dan program akselerasi dari Kementerian Hukum dan HAM.
“Lewat kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa pemasyarakatan bukan hanya soal hukuman, tapi juga pengabdian. Kami ingin hadir di tengah masyarakat, memberi manfaat nyata,” tegasnya.
Warung “Rindu Rumah” sendiri dikelola oleh koperasi pegawai Lapas bekerja sama dengan PIPAS. Menurut Epa Ma’ruf, Ketua PIPAS, warung ini bukan sekadar tempat makan, tapi simbol kehangatan, kolaborasi, dan pemberdayaan.
“Kami ingin menghadirkan suasana makan seperti di rumah hangat, ramah, dan penuh cinta. Di sisi lain, kami juga memberi ruang bagi para istri pegawai untuk mandiri dan berkarya.”
Tak ketinggalan, Kepala Kanwil Kemenkumham Jawa Timur, Kadiyono, ikut memberikan apresiasi tinggi.
“Program ini luar biasa. Langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Saya harap ini bisa jadi inspirasi bagi Lapas lain di seluruh Indonesia.”
Jumat Berkah ala Lapas Tulungagung bukan sekadar bagi-bagi makanan tapi juga harapan, kasih, dan semangat untuk saling menguatkan.
Karena di balik jeruji, ada manusia. Dan di balik warung kecil “Rindu Rumah”, ada cinta besar untuk Indonesia. |Eva*