RADAR JAKARTA|Surakarta – Momen usai Lebaran membawa berkah tersendiri bagi para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) wanita di Rutan Kelas I Surakarta. Usaha roti yang mereka tekuni selama masa pembinaan kini mulai menunjukkan hasil menggembirakan, dengan lonjakan pesanan dari petugas rutan hingga keluarga warga binaan yang datang membesuk.
Sejak awal Ramadan, para warga binaan telah disibukkan dengan produksi berbagai jenis roti dan kue kering. Namun, justru setelah Lebaran, permintaan semakin meningkat tajam. Produk seperti roti semir dan roti sisir menjadi primadona, dengan jumlah pesanan yang melonjak hampir dua kali lipat dalam sepekan terakhir dibanding bulan sebelumnya.
Kepala Rutan Surakarta, Bhanad Shofa Kurniawan, menyampaikan bahwa peningkatan permintaan ini menjadi bukti bahwa kualitas produk warga binaan diakui. “Ini membuktikan bahwa hasil karya mereka diakui kualitasnya dan tidak kalah bersaing di pasaran. Selain itu, kegiatan ini juga bagian dari pembinaan kemandirian,” ujarnya.
Program usaha roti ini merupakan bagian dari pelatihan keterampilan yang dicanangkan oleh Rutan Surakarta. Para WBP dibekali pelatihan dan keterampilan membuat roti secara profesional. Hasil penjualannya digunakan untuk mendukung operasional kegiatan, sementara sebagian disisihkan sebagai tabungan bagi warga binaan yang bersangkutan.
Salah satu WBP, sebut saja D, mengaku awalnya tidak memiliki kemampuan membuat roti. “Awalnya saya tidak punya keahlian bikin roti, tapi di sini saya belajar dari nol. Sekarang bisa bikin berbagai macam roti, dan ternyata banyak peminatnya,” ungkapnya dengan bangga.
Melihat potensi yang terus berkembang, pihak Rutan berencana meningkatkan kapasitas produksi dan menambah varian produk. Harapannya, keterampilan ini tidak hanya menjadi bekal selama di dalam rutan, tetapi juga menjadi modal berharga ketika para warga binaan kembali ke masyarakat.
| Laporan: Eva*
Editor: Redaksi RadarJakarta
