Jadwal Awal Ramadhan 2025: Potensi Perbedaan dan Penetapan Resmi oleh Pemerintah

banner 468x60

RADAR JAKARTA| Jakarta – Penetapan awal Ramadhan 1446 Hijriah menjadi perhatian utama bagi umat Islam di Indonesia. Perbedaan metode perhitungan kalender Islam antara pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan jemaah An-Nadzir berpotensi menghasilkan perbedaan dalam menentukan awal puasa.

Sidang Isbat sebagai Penentu Resmi

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Agama (Kemenag), akan menetapkan awal Ramadhan 1446 H dalam Sidang Isbat yang dijadwalkan pada Jumat, 28 Februari 2025. Sidang ini akan digelar di Auditorium H.M. Rasjidi, Kemenag RI, Jakarta Pusat, dan dipimpin langsung oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar.

Dalam sidang tersebut, pemerintah menggunakan dua metode utama, yakni rukyatul hilal (pengamatan langsung bulan sabit) dan hisab (perhitungan astronomi). Hasil sidang isbat ini akan menjadi dasar bagi pemerintah dalam menetapkan tanggal resmi dimulainya puasa Ramadhan 2025.

Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadhan pada 1 Maret 2025

Berbeda dengan pemerintah dan NU yang menunggu hasil rukyatul hilal, Muhammadiyah telah menetapkan awal Ramadhan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Keputusan ini berdasarkan metode hisab wujudul hilal, di mana hilal dinyatakan sudah terlihat secara perhitungan meskipun belum tentu dapat diamati dengan mata telanjang.

Ketetapan ini tertuang dalam Maklumat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2025 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1446 Hijriah.

Prediksi Perbedaan Awal Ramadhan

Berdasarkan perhitungan astronomi, pada 28 Februari 2025, ketinggian hilal di Indonesia diperkirakan berada di kisaran 3° 5,91′ hingga 4° 40,96′, dengan elongasi antara 4° 47,03′ hingga 6° 24,14′. Secara umum, hilal dapat terlihat dengan mata telanjang jika ketinggiannya di atas 5-6 derajat.

Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaludin, memperkirakan bahwa hilal kemungkinan belum cukup tinggi untuk bisa diamati di sebagian besar wilayah Indonesia. Hal ini membuka kemungkinan bahwa pemerintah dan NU akan menggenapkan bulan Syaban menjadi 30 hari, sehingga 1 Ramadhan 1446 H jatuh pada Minggu, 2 Maret 2025.

Pemerintah akan melakukan rukyatul hilal di 125 titik pengamatan di seluruh Indonesia pada 28 Februari 2025. Hasil pengamatan ini akan menjadi bahan pertimbangan dalam Sidang Isbat.

Potensi Perbedaan dan Imbauan kepada Umat Muslim

Dengan adanya perbedaan metode penentuan, potensi perbedaan awal Ramadhan 1446 H cukup besar. Jika Muhammadiyah menetapkan awal puasa pada 1 Maret 2025, sementara pemerintah dan NU berpotensi menetapkan 2 Maret 2025, umat Islam di Indonesia diharapkan tetap menjaga toleransi dan persatuan.

Pemerintah melalui Kementerian Agama mengimbau agar umat Muslim menunggu hasil Sidang Isbat sebagai pedoman resmi dalam memulai ibadah puasa. Diharapkan, perbedaan ini dapat disikapi dengan bijak dan tetap menjaga ukhuwah Islamiyah.

Keputusan resmi pemerintah mengenai awal Ramadhan 1446 H akan diumumkan pada 28 Februari 2025, setelah Sidang Isbat selesai digelar. ***

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60