PILGUB SUMUT 2024, Hasto: Keterlibatan Partai Coklat itu nyata di Sumut

banner 468x60

Radarjakarta.id | MEDAN – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyentil keras politikus Partai Gerindra Maruarar Sirait. 

Hasto menyesalkan pernyataan Maruarar. Menurut Hasto, pernyataan Maruarar itu terdengar sombong dan masuk kategori memainkan isu SARA. Dia yakin Prabowo yang merupakan Ketum Gerindra tak suka mendengar Maruarar menyeret SARA dalam Pilkada Jakarta 2024.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Hasto kemudian meminta Maruarar mengkritik keterlibatan Partai Cokelat dalam Pilkada 2024. Namun, Hasto tidak menyebut siapa yang dimaksud dengan Partai Cokelat.

“Pak Ara seharusnya juga berani mengkritik terhadap berbagai fakta yang disampaikan oleh teman-teman media tentang keterlibatan Partai Cokelat,” ujar Hasto.

Sentilan ini merespons sejumlah pernyataan Maruarar soal Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Hasto mengungkap adanya gerakan yang disebutnya berasal dari Partai Coklat  di Pilkada Sumatra Utara (Sumut). Ia blak-blakan menyebut upaya itu untuk mendukung sosok Bobby Nasution yang merupakan menantu Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

Mulanya, Hasto Kristiyanto menanggapi pernyataan politikus Gerindra Maruarar Sirait (Ara) yang menganggap dukungan Anies Baswedan kepada kandidat Pramono Anung-Rano Karno (Doel) bakal membangkitkan macan tidur, yakni Prabowo dan Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi).

Ia mengaku partai coklat sudah bergerak masif di Sumatera Utara (Sumut) demi menahan gerak politik pasangan calon, Edy Rahmayadi – Hasan Basri Sagala.

“Jadi, keterlibatan Partai Coklat itu nyata di Sumatera Utara, kami sangat khawatir sangat prihatin dengan Letnan Jenderal TNI Purnawirawan Edy Rahmayadi yang diblok sedemikian rupa, sehingga untuk dana saksi saja itu tidak tersedia,” ujarnya. 

Hasto berharap keberpihakan parcok dalam politik segera dihentikan, utamanya dalam membawa menantu Jokowi, Bobby Nasution sebagai Gubernur Sumut.

Hasto menilai Bobby punya kecacatan ketika menjadi Wali Kota Medan karena tidak bisa menyelesaikan pembangunan Lapangan Merdeka.

“Jadi, di Sumut jangan sampai hanya karena menantu Pak Jokowi maju, saudara Bobby Nasution, lalu segala cara dipakai, padahal kita lihat bagaimana untuk menyelesaikan Lapangan Merdeka yang sangat patriot pun sekarang menjadi berantakan, kemudian gelanggang remaja juga berantakan tidak bisa diselesaikan, ada persoalan moral,” kata Hasto.

“Itu jangan ditutup-tutupin dengan cara politik kekuasaan, biarkan rakyat menyampaikan secara bebas kehendakanya tanpa perlu intervensi,” pungkasnya.

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60