Radarjakarta.id | JATIM – Meningkatkan literasi di kalangan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) menjadi salah satu prioritas Rutan Kelas IIB Bangil melalui program budaya membaca buku.
Membaca bukan hanya sebagai sarana hiburan, tetapi juga jendela ilmu yang dapat membuka wawasan dan memperkaya pengetahuan.
Di dalam rutan, kesempatan untuk membaca menjadi salah satu cara bagi WBP untuk mengisi waktu dengan hal positif dan produktif. Buku-buku yang disediakan di perpustakaan Rutan Bangil mencakup berbagai topik mulai dari pengetahuan umum, keterampilan, hingga pengembangan pribadi.
Budaya membaca ini penting karena dapat membantu WBP dalam memperbaiki diri dan meningkatkan keterampilan intelektual mereka. Buku bisa menjadi sumber inspirasi yang mendorong perubahan pola pikir dan sikap.
Melalui aktivitas membaca, WBP juga dapat mengembangkan kemampuan literasi mereka, yang pada gilirannya berkontribusi pada kemampuan mereka untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik saat kembali ke masyarakat.
Selain itu, program peningkatan literasi ini juga dirancang sebagai bagian dari rehabilitasi sosial bagi WBP. Dengan membaca, mereka dapat memperoleh pengetahuan baru yang bermanfaat, yang diharapkan dapat membantu mereka mempersiapkan diri untuk masa depan.
Pihak rutan secara rutin mengadakan kegiatan literasi seperti diskusi buku dan lomba membaca untuk mendorong semangat membaca di kalangan WBP. Program ini mendapat dukungan penuh dari para petugas dan staf di Rutan Bangil.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Timur, Heni Yuwono, memberikan apresiasi terhadap program literasi ini. Dalam arahannya, Heni menekankan bahwa literasi adalah elemen kunci dalam pembinaan narapidana.
Membaca buku tidak hanya memperluas pengetahuan, tetapi juga membantu membentuk karakter yang lebih baik. Beliau berharap agar program ini terus dikembangkan, karena literasi yang kuat akan menjadi fondasi penting bagi WBP untuk sukses di kemudian hari.
Kepala Rutan Bangil, Bhanad Shofa Kurniawan, turut memberikan apresiasi kepada seluruh WBP yang aktif dalam program literasi ini. Beliau menyampaikan bahwa budaya membaca harus terus ditumbuhkan, karena membaca adalah modal penting untuk memperbaiki diri dan membuka peluang baru.
Bhanad Shofa Kurniawan juga berharap agar para WBP memanfaatkan fasilitas perpustakaan dengan baik, sehingga mereka dapat mengisi waktu mereka dengan kegiatan yang bermanfaat dan bermakna selama menjalani masa hukuman. | Eva*